Ali Tutupoho, S.E., M.Si. Dosen EP-FE_UP

Jumat, 30 Agustus 2013

REGRESI & KORELASI LINEAR SEDERHANA (3)


Contoh 1:
Berdasarkan hasil pengambilan sampel secara acak tentang pengaruh lamanya belajar (X) terhadap nilai ujian (Y) adalah sebagai berikut:
(nilai ujian)
X (lama belajar)
X 2
XY
40
4
16
160
60
6
36
360
50
7
49
350
70
10
100
700
90
13
169
1.170
ΣY = 310
ΣX = 40
ΣX2 = 370
ΣXY = 2.740

Dengan menggunakan rumus di atas, nilai a dan b akan diperoleh sebagai berikut:
a = [(ΣY . ΣX2) – (ΣX . ΣXY)] / [(N . ΣX2) – (ΣX)2]
a = [(310 . 370) – (40 . 2.740)] / [(5 . 370) – 402] = 20,4

b = [N(ΣXY) – (ΣX . ΣY)] / [(N . ΣX2) – (ΣX)2]
b = [(5 . 2.740) – (40 . 310] / [(5 . 370) – 402] = 5,4

Sehingga persamaan regresi sederhana adalah Y = 20,4 + 5,2 X + e
Berdasarkan hasil penghitungan dan persamaan regresi sederhana tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa : 1) Lamanya belajar mempunyai pengaruh positif (koefisien regresi (b) = 5,2) terhadap nilai ujian, artinya jika semakin lama dalam belajar maka akan semakin baik atau tinggi nilai ujiannya; 2) Nilai konstanta adalah sebesar 20,4, artinya jika tidak belajar atau lama belajar sama dengan nol, maka nilai ujian adalah sebesar 20,4 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dianggap tetap.
Analisis Korelasi (r) : digunakan untuk mengukur tinggi redahnya derajat hubungan antar variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya derajat keeratan tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasinya. Koefisien korelasi yang mendekati angka + 1 berarti terjadi hubungan positif yang erat, bila mendekati angka – 1 berarti terjadi hubungan negatif yang erat. Sedangkan koefisien korelasi mendekati angka 0 (nol) berarti hubungan kedua variabel adalah lemah atau tidak erat. Dengan demikian nilai koefisien korelasi adalah – 1 ≤ r ≤ + 1. Untuk koefisien korelasi sama dengan – 1 atau + 1 berarti hubungan kedua variabel adalah sangat erat atau sangat sempurna dan hal ini sangat jarang terjadi dalam data riil. Untuk mencari nilai koefisen korelasi (r) dapat digunakan rumus sebagai berikut : r = [(N . ΣXY) – (ΣX . ΣY)] / √{[(N . ΣX2) – (ΣX)2] . [(N . ΣY2) – (ΣY)2]}

Contoh:
Sampel yang diambil secara acak dari 5 mahasiswa, didapat data nilai Statistik dan Matematika sebagai berikut:
Sampel
X (statistik)
Y (matematika)
XY
X2
Y2
1
2
3
6
4
9
2
5
4
20
25
16
3
3
4
12
9
16
4
7
8
56
49
64
5
8
9
72
64
81
Jumlah
25
28
166
151
186

r = [(N . ΣXY) – (ΣX . ΣY)] / √{[(N . ΣX2) – (ΣX)2] . [(N . ΣY2) – (ΣY)2]}
r = [(5 . 166) – (25 . 28) / √{[(5 . 151) – (25)2] . [(5 . 186) – (28)2]} = 0,94
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,94 atau 94 % menggambarkan bahwa antara nilai statistik dan matematika mempunyai hubungan positif dan hubungannya erat, yaitu jika mahasiswa mempunyai nilai statistiknya baik maka nilai matematikanya juga akan baik dan sebaliknya jika nilai statistik jelek maka nilai matematikanya juga jelek.

Contoh 2:
Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk hubungan antara jumlah cacing jenis tertentu denagn jumlah telurnya pada usus ayam buras. Untuk tujuan tersebut diperiksa 20 ekor ayam dan ditemukan sebagai berikut:
Tabel 1 Jumlah Cacing & Jumlah Telurnya Pada Usus Ayam Buras.
No
Jumlah Cacing ( Xi)
Jumlah telurnya (Yi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
12
14
13
12
15
16
13
11
10
11
12
13
17
19
13
11
16
12
14
15
45
50
51
43
61
62
50
43
40
44
48
52
70
76
53
43
60
48
53
63
Total
269
1055
rataan
13,45
52,75

Dari data diatas kita bisa menghitung:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOSWNP_kVGW2GFwjedyXQ_oeR_n3RwuQ2GOxW20ULvPC8mZ242QXFkvYMKlbFCxR5VhpwQ4dGZ9ApBs1teF39Uvf0Hvfm5h9FfnNv_qpoQHOdb0RIuJ9n036o00eUDttvi4lt8m_Yftms/s400/qq1.jpg

Bila kita duga bentuk hubungan antara jumlah cacing (X)dan jumlah telurnya (Y) adalah:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKmoEdq97iOm6gZaNsAf5sw0D9PTFwBGxiketgxmFZGbT6jpNDhT0oxc8mZPryQsRQMLfQ0UOlqLVK2GyNPG5J9iuohoiMI8Q-lCxcM__AtzujalRzNWUbtm2yKK8EMS_b3DQhUn95Z_M/s320/qq2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyrehFKPISytUPyUbzcP8_ewwoQ69anTlwyi6Awrd1xJeQare_I7Trcu7RvHfVMGonAEoPuaPruHlGU7AZ4EjOERaHzy0I5zuCttELlCEEc2LITbjf0UvpviUs5bKr3_HkIWAhomL16dU/s400/qq3.jpg


Jadi Ŷ = -2,442 + 4,103 Xi + e

Persamaan garis regresi Yi =-2,442 + 4,103 Xi bukanlah satu-satunya garis penduga untuk menyatakan hubungan antara jumlah cacing dengan jumlah telurnya. Sudah barang tentu masih banyak lagi bentuk persamaan penduga yang dapat dibuat misalnya dalam bentuk persamaan Yi = βo1Xi + β2Xi2, Yi  = βoXiβ1 (dalam bentuk linear LnYi = Ln βo + βiLnXi) dan masih banyak lagi bentuk yang lainnya.
Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk menggambarkan hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas(Y) dapat dilakukan pengujian bentuk model yang digunakan dan keeratan hubungannya (korelasinya) untuk menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan garis regresi yang diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar