Ali Tutupoho, S.E., M.Si. Dosen EP-FE_UP

Sabtu, 31 Agustus 2013

PENGUJIAN HIPOTESIS (1)

A. Pengertian Pengujian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis.   hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang  sifatnya masih sementara.(Hasan:2005,167)
Hipotesis  statistik  adalah  pernyataan  atau  dugaan  mengenai  keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis  statistik  akan  diterima  jika  hasil  pengujian  membenarkan pernyataannya  dan  akan  ditolak  jika  terjadi  penyangkalan  dari pernyataannya.
Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.

B.     Kegunaan Pengujian Hipotesis
        1.     Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
                perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
        2.     Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
                penelitian.
        3.     Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
        4.     Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

C.    Dua Tipe Hipotesis
        -     Hipotesis Korelatif yaitu pernyataan tentang ada atau tidak adanya hubungan antara dua
               variable atau lebih.
        -     Hipotesis komparatif yaitu pernyataan tentang ada atau tidak adanya perbedaan antara
              dua kelompok atau lebih.

D.     Prosedur Pengujian Hipotesis
         Langkah langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut.
         Berikut adalah langkah langkah pengujian hipotesis :
         1.     Menentukan Formulasi Hipotesis
                 Dalam langkah ini, formulasi hipotesisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
                 a.     Hipotesis nol atau hipotesis nihil ( nullhypotheses)
                         Disimbolkan H0 merupakan hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan
                         yang akan diuji. Disebut hipotesis nol karena hipotesis tersebut tidak
                         memiliki perbedaan atau perbedaanya nol dengan hipotesis sebenarnya.

                b.     Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Tandingan
                        Disimbolkan H1 atau Ha, merupakan hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan
                        atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam penyusunan hipotesis ini, akan
                        timbul tiga keadaan , yaitu:
                        -     Hipotesis mengandung pengertian sama. Pengujian ini disebut pengujian dua
                               sisi atau pengujian dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri.
                               H0 : θ = θ0
                               H1 : θ ≠ θ0 
                        -     Hipotesis mengandung pengertian maksimum. Pengujian ini disebut satu sisi
                               atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
                               H0: θ = θ0
                               H1: θ > θ0
                         -    Hipotesis mengandung pengertian minimum. Pengujian ini disebut satu sisi
                               atau arah yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
                               H0: θ = θ0
                               H1: θ < θ0

                2.     Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)
                        Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
                        hipotesis terhadap nilai parameter populasinya (Hasan:2005,173).
                        Taraf nyata dilambangkan dengan α (alpha). Besaran yang sering digunakan
                        untuk menentukan menetukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu
                        1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1). Besarnya nilai α bergantun pada keberanian
                        pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang
                        akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis
                        pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region og rejection).



               3.     Menentukan Nilai Uji Statistik
                       Uji statistika merupakan rumus rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu
                       dalam pengujian hipotesis. Uji statistic merupakan perhitungan untuk menduga
                       parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.

               4.     Menentukan Kriteria Pengujian (diterima atau ditolak)
                       Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
                       menolak hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya
                       (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
                       a.   Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
                            daripada nilai positif atau negatif dari  α tabel. Atau nilai uji statistik berada
                            di luar nilai kritis.
                       b.  Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
                            daripada nilai positif atau negatif dari  α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
                            dalam nilai kritis.

               5.     Membuat Kesimpulan
                       Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam penerimaan atau
                       penolakan hipotesis nol(H0), sesuai dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan
                       kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistic dengan nilai α tabel
                       atau nilai kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar